.
Batikta
Batikta, Batik Corak Batak, Stories within a fabric, entirely dedicated for our love to Batak ethnic's cultural heritage, and a strong desire to participate in the effort to preserve it in a creative wayDi Batikta, kami percaya bahwa setiap kain adalah cerita. Cerita tentang tangan-tangan yang bekerja dengan cinta, tentang doa yang dijahit dalam tenunan, dan tentang budaya yang tetap hidup meski zaman terus berubah. Dari keyakinan itulah Batikta lahir — untuk merawat, menerjemahkan, dan memperkenalkan kembali keindahan Ulos Batak kepada dunia modern, tanpa kehilangan makna aslinya..
Dalam prosesi adat, tandok kerap dijunjung di kepala dengan penuh hormat. Bukan sekadar simbol estetika, tetapi bentuk penghargaan terhadap rezeki dan kehidupan. Beras yang dibawa di dalam tandok dipercaya sebagai berkat bagi keluarga, lambang kesejahteraan dan doa untuk masa depan yang makmur..
Batikta bukan sekadar toko, tetapi ruang yang menyatukan seni, keramahan, dan identitas Batak dalam satu kunjungan yang tak terlupakan. Setiap pengunjung disambut dengan senyum ramah dan suasana hangat khas Toba. Berbelanja di sini terasa seperti berbincang dengan keluarga sendiri — tenang, menyenangkan, dan penuh cerita..
Dalam operasionalnya, Batikta selalu menjaga layanan customer agar tetap ramah. Berupaya mengubah karakter kawasan Danau Toba yang sebelumnya dianggap tidak terlalu ramah dalam melayani. Kami memulai dari dalam diri kami, untuk selalu ramah. Dan dari produk kain ini, kami menceritakan banyak hal baik dari Kawasan Danau Toba..
Layanan Kami
Testimonial
Berita Umum
Di Batikta, kami percaya bahwa setiap kain adalah cerita. Cerita tentang tangan-tangan yang bekerja dengan cinta, tentang doa yang dijahit dalam tenunan, dan tentang budaya yang tetap hidup meski zaman terus berubah. Dari keyakinan itulah Batikta lahir — untuk merawat, menerjemahkan, dan memperkenalkan kembali keindahan Ulos Batak kepada dunia modern, tanpa kehilangan makna aslinya..
Referensi
Motif Cap Sisingamangaraja yang Anda lihat pada koleksi Batikta terinspirasi dari stempel rasmi yang pernah digunakan oleh Sisingamangaraja XII dalam surat-surat kenegaraan. Sejak abad ke-19, beliau menggunakan kertas dan cap logam berbentuk lingkaran sebagai alat legitimasi dalam berkomunikasi, menjadikan stempel tersebut tidak sekadar sebagai tanda tangan tetapi simbol kedaulatan dan otoritas..
Motif Jengar atau dikenal juga sebagai Jorngom, merupakan salah satu motif tradisional Batak yang sarat makna spiritual. Bentuknya menyerupai wajah raksasa dengan mata besar, gigi mencuat, dan ekspresi garang. Motif ini lazim ditemukan pada bagian tengah tomboman adop-adop (bidang segitiga di depan rumah adat Batak) serta pada halang gordang, bagian depan rumah yang menjadi batas ruang sakral..
Motif Desa na Ualu berasal dari ungkapan Batak yang berarti delapan desa atau delapan arah mata angin. Dalam pandangan masyarakat Batak, delapan arah ini bukan sekadar penunjuk arah fisik, tetapi juga melambangkan keseimbangan semesta—tempat berputarnya hidup manusia antara alam, waktu, dan pekerjaan sehari-hari..
 
							 
						 
										 
										 
										 
										 
										 
										 
                                                         
                                                         
                                                        


































